BANGKAPOS.COM,BANGKA--Warga Desa Kace Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka menyampaikan aspirasi mereka agar Kace bisa masuk wilayah Kota Pangkalpinang.
Pasalnya dari segi jarak dan pengurusan birokrasi maupun administrasi kependudukan lebih dekat ke ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut.
"Pertama kami dari masyarakat Desa Kace tidak sanggup lagi masuk wilayah ke Kabupaten Bangka induk, Kecamatan Mendobarat karena 75 persen putra daerah putra daerah Kace itu mencari nafkah di Pangkalpinang. Kedua setiap warga desa Kace membuat KTP KK itu jauh. Paling lama tiga hari atau empat hari itu sudah memakan biaya kasihan masyarakat. Kalau di Kotamadya hanya cukup menghabiskan satu batang rokok untuk bikin Kartu Keluarga dan KTP jaraknya lebih dekat," ungkap Tokoh Pemuda Desa Kace Zainudin Pai bersama rekannya Agung kepada bangkapos.com, Kamis (15/6/2017) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka.
Menurutnya, masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat di Desa Kace sudah lama menginginkan agar masuk menjadi wilayah Kota Pangkalpinang.
Dikatakan Zainudin Pai, sebelumnya pernah sudah dibentuk presidium di rumah warga Desa Kace Agus Adaw sehingga saat itu dibentuklah dua desa yakni Desa Kace dan Kace Timur.
"Kami dari Kace induk dan Perumnas bagaimanapun siap ingin bergabung dengan Kota Pangkalpinang. Karena masyarakat tidak sanggup lagi untuk menjadi warga Kabupaten Bangka karena desa kami itu adalah desa tertinggal," sesal Zainudin Pai.
Diakuinya tidak ada kemajuan di Desa Kace selama ini karena tidak ada perhatian dari pemerintah daerah. "Daerah Kace tidak berkembang," katanya.
Menurut Agung mereka mengkritisi kesenjangan yang ada di Desa Kace sangat tinggi. Dia menilai birokrasi di Kabupaten Bangka berbelit-belit dan terlalu lama, beda dengan di Pangkalpinang.
"Kami dari dulu sudah membentuk semacam presidium.Kami ingin gabung ke Kota Pangkalpinang tidak lain adalah satu memudahkan birokrasi karena sampai saat ini sudah layak Kace itu digabung ke Pangkalpinang. Dari segi wilayah kita ngurus KTP ke Sungailiat melewati kotamadya sedangkan di kotamadya kita berurusan gampang dan 75 persen masyarakat di Desa Kace itu mencari nafkahnya di Pangkalpinang," jelas Agung.
Oleh karena itu mereka meminta kepada para elit politik agar menyikapi keinginan masyarakat Desa Kace Ini secara bijak. Dia menegaskan bahwa keinginan ini murni dari kehendak masyarakat.
Sementara itu Tokoh Masyarakat Desa Kace Agus Adaw mengatakan, secara letak Desa Kace dari Pangkalpinang dari hanya 10 menit tetapi jika ke Kabupaten Bangka butuh waktu dua jam. Menurutnya jika Desa Kacemasuk wilayah Kota Pangkalpinang sangat diidam-idamkan oleh masyarakat Desa Kace.
"Anak-anak dari Desa Kace dari SD, SMP hingga SMA sudah bersekolah di Pangkalpinang. Mata pencaharian masyarakatnya 90 persen di Pangkalpinang. Kalau Kace bergabung ke Pangkal Pinang akan lebih baik," jelas Agus Adaw.
Selain itu dikatakannya, bahwa perluasan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung daru segi luas wilayahnya belum memenuhi persyaratan standar nasional. Jika diadakan perluasan wilayah ibukota maka perlu perluasan wilayah Kota Pangkalpinang.
Untuk itu sangat memungkinkan kalau Desa Kace gabung ke kota Pangkalpinang. "Ada Anggota DPRD Pangkalpinang berasal dari Desa Kace seperti Pak Haji Gani KTP-nya Desa Kace tapi anggota dewan Pangkalpinang," ungkap Agus Adaw.
Pihaknya sudah pernah menyampaikan ke Pemerintah Kota Pangkalpinang saat Walikota Pangkalpinang dijabat Zulkarnain Karim. Dimana Desa Kace sudah termasuk zona pemekaran Kota Pangkalpinang tetapi justru wilayah Bangka Tengah yang masuk Kota Pangkaloinang.
"Kalau untuk kemajuan daerah masuk Kota Pangkalpinang kalau walikotanya berpikir untung rugi Kace itu tidak laku dijual. Berpikir akan masuk Pangkalpinang apa yang mau kami ambil hutan tidak ada lagi, perkebunan tidak ada lagi kalau mereka berpikir seperti itu mungkin mereka tidak mau tapi menurut perluasan ibukota provinsi, Kace masuk ke Kota Pangkalpinang," saran Agus Adaw.(*)